Mengkonfigurasi Switch Pada Jaringan
NAMA
: REZA PURNAWANSYAH
NIM
: 211223168
PRODI
: PTIK 2B
Lembar informasi
“ Mengkonfigurasi switch pada jaringan”
A. Pengetahuan
yang Diperlukan dalam Menentukan Spesifikasi Switch
1. Cara
Menyesuaikan Kapasitas jaringan berdasarkan dokumentasi kebutuhan bisnis saat
ini.
Kapasitas
jaringan adalah rasio jaringan yang disediakan dengan jumlah pelanggannya. Jika
rasio jaringan dengan pengguna internet service provider (ISP) tinggi maka akan
mempengaruhi kecepatan akses. Menyesuaikan kapasitas jaringan tidak terlepas
dari manajemen kapasitas teknologi informasi. Manajemen kapasitas layanan
teknologi informasi meliputi :
a. Proses-proses
untuk memastikan bahwa kapasitas infrastruktur teknologi nformasi dapat
memenuhi kebutuhan bisnis (yang selalu berubah) secara tepat waktu dan tepat
anggaran.
b. .
Faktor-faktor yang dipertimbangkan seperti biaya (cost), kapasitas (capacity),
persediaan (supply) dan permintaan (demand)
Ruang
lingkup manajemen kapasitas sebagai berikut :
a. Semua
hardware seperti PC, Mainframe, file server, dll.
b. Semua
perlengkapan jaringan seperti LAN, WAN, bridge, router.
c. Semua
periperal seperti storage, printer, dll
d. Semua
software seperti OS, software jaringan, sistem yang dikembangkan sendiri maupun
paket, dll.
e. Sumber
daya manusia, kurangnya kompetensi sumber daya manusia bisa menyebabkan delay
dalam response time.
Berikut ini
dijelaskan sebuah contoh tentang perencanaan kapasitas jaringan. Sebuah
perusahaan akan menghitung kapasitas server yang dibutuhkan ke depan. Posisi
eksisting adalah jumlah pegawai 1000 orang, penambahan jumlah pegawai per tahun
25 orang.
Lalu, tren
jumlah rata-rata setiap orang mendapatkan email per hari 100 email/hari, tren
jumlah rata-rata orang mengakses/membuka email (20 kali/hari), tren jumlah
rata-rata orang mengirim email (50kali/hari), serta response time detik.
Guna menghitung
perkiraan kapasitas bandwith yang dibutuhkan, maka kita perlu mengukur tiga
komponen utama yaitu jumlah operasi per user per detik, jumlah operasi per
detik, serta kapasitas bandwidth. Rumusan jumlah operasi per user per detik =
jumlah operasi per user per hari dibagi (jumlah rata-rata jam aktif per hari x
3.600 detik).
Kemudian, rumus
Jumlah operasi per detik = jumlah operasi per user per detik x jumlah rata-rata
pengguna aktif, serta rumus Kapasitas Bandwith = Jumlah operasi per detik x
beban jaringan untuk 1 operasi. Selanjutnya kita ukur latensi (overhead)
diasumsikan 0,1 s berdasarkan experience, client processing time diabaikan,
email server processing time diasumsikan maksimal 2,5 s ditentukan oleh user,
sehingga network time sisanya 0,4 s. Kemudian, beban jaringan untuk satu
operasi yang dibutuhkan adalah network time per operasi 0,4 detik dengan data
size yang harus dikirim (Web Page Size) per operasi = 914,95 kb.
Maka perhitungan
beban jaringan untuk 1 operasi adalah sebagai berikut:
Network Speed
=Data Size / Network Time
Network Speed =
914,95 kb/0,4 s
Network speed =
2287,375 kb/s = 286 kB/s
Kesimpulan awal
bahwa beban jaringan untuk 1 operasi adalah 286 kB/s untuk mendapatkan performansi
response time yang cukup untuk 1 kali operasi.
Langkah
selanjutnya adalah masukkan dalam tiga rumusan tadi:
a. Jumlah total
operasi/hari = jumlah user * jumlah operasi per hari=
1000*20 = 20000.
b. Jumlah total
operasi/detik = (Jumlah total operasi/hari)/(Jumlah jam
aktif sehari) x
3600)(20000)/(8x3600)= 0,7 operasi/detik.
c. Kapasitas
bandwidth = jumlah total operasi/detik * beban jaringan
untuk 1 operasi
=0,7 operasi/detik * 286 kB/s =200 kB/s.
Kesimpulan akhir
= Jika perhitungan kapasitas bandwidth yang dibutuhkan
tetap 286 kB/s.
2. Cara
Menetapkan Tipe dan Jumlah Switch Berdasarkan Kebutuhan Jaringan Saat Ini.
Switch
adalah sebuah perangkat jaringan pada komputer yang menghubungkan perangkat
pada sebuah jaringan komputer dengan menggunakan pertukaran paket untuk
menerima, memproses dan meneruskan data ke perangkat yang dituju. Komputer –
komputer akan terhubung melalui kabel jaringan (UTP) yang terpusat pada switch.
Switch hanya mengirim data kepada perangkat yang memang membutuhkannya,dan tidak
akan mengirimkan data yang sama kepada semua perangkat yang berada pada
jaringan tersebut.
Switch
juga diangggap sebagai jembatan dengan banyak port yang menggunakan alamat dari
hardware untuk memproses dan mengirimkan data pada layer kedua dari model OSI.
Beberapa jenis switch juga bisa memperoses data pada layer ketiga dengan
menambahkan fungsi routing yang biasanya memakai alamat IP untuk melakukan
pengiriman paket. Switch layer 2 beroperasi pada data link layer pada lapisan
model OSI dimana switch meneruskan paket dengan melihat MAC (Media Access Control)
tujuan, switch juga melakukan fungsi bridge antara segmen-segmen LAN karena
switch mengirimkan paket data dengan cara melihat alamat yang dituju tanpa
mengetahui protokol jaringan yang digunakan.
Switch
layer 3 berada pada Network layer pada lapisan model OSI dimana switch
meneruskan paket data menggunakan IP address. Switch layer 3 sering disebut
switch routing dan switch multilayar.
Switch
dalam sebuah jaringan pada dasarnya dapat dibedakan menjadi
beberapa
jenis, yakni :
a. Fast
Forward/Cut Through
Jenis
switch ini hanya melakukan pengecekan alamat tujuan yang terletak pada header
frame. Kemudian frame ini akan dilanjutkan kepada host tujuan. Kondisi yang
terjadi ini dapat membuat latency time. Meskipun begitu, switch jenis ini
merupakan yang tercepat di jenisnya.
b. Store
and Forward
Switch
dengan jenis ini biasanya akan menyimpan frame untuk rentang waktu tertentu
yang kemudian akan dicek terlebih dahulu oleh sistem CRC (Cyclic Redudancy
Check) yang kemudian akan diteruskan menuju host yang menjadi tujuannya. Jika
ditemukan adanya frame yang error, maka akan dibuang. Switch ini merupakan
switch yang paling dipercaya diantara
yang
lainnya.
c. Modified
Cut Through atau Fragment Free switch
Switch
jenis ini akan melakukan pemerikssaan pada 64 byte pertama dari frame. Jika ada
frame yang mengalami kesalahan dikarenakan tabrakan, maka frame tersebut
biasanya tidak akan diteruskan. Hal ini akan selalu menjamin frame untuk sampai
pada tujuan yang dimaksud. Jumlah 64 byte ini dipilih karena merupakan jumlah
minimum yang dianggap krusial dan penting untuk melakukan pengecekan apakah
sebuah frame baik-baik saja atau error.
d. Adaptive
Switching Switch
Switch
ini dibuat untuk dioperasikan pada cut through dengan model normal. Namun jika
ditemukan kesalahan yang dianggap terlalu tinggi, maka switch biasanya akan
melakukan konfigurasi kembali secara otomatis yang kemudian akan dijalankan
pada mode store and forward.
Cara
memilih dan menentukan jenis switch yang tepat untuk dipakai pada jaringan
komputer LAN harus memperhatikan jumlah host pada LAN, biasanya dengan semakin
bertambahnya jumlah host pada LAN menyebabkan kebutuhan akan switch menjadi
bertambah. Kekurangan port adalah salah satu contoh kasus yang sering terjadi
dan harus menjadi perhatian dari awal ketika membangun jaringan komputer.
3. Cara
Memilih Switch dengan fitur yang cocok sesuai Kebutuhan
a) Speed
atau kecepatan switch dalam meneruskan data.
Menggunakan
switch pada jaringan membutuhkan kecepatan yang baik untuk saling terhubung
tanpa ada lost connection. Kecepatan transfer data pada switch beragam mulai
dari 10 Mbps, 10/100 Mbps, dan 10/100/1000 Mbps. Maksud dari ketiga jenis
kecepatan transfer data pada switch ini adalah tergantung dari kecepatan media
penghantarnya seperti kabel. Jika kabel yang digunakan mempunyai kecepatan 10
Mbps berarti cukup menggunakan switch dengan kecepatan 10 Mbps, jika
menggunakan kabel yang mempunyai kecepatan yang lebih rendah dari switch mala
akan terjadi penyempitan bandwitch pada kabel atau bottle neck.
b) Switch
dengan jenis Managed atau Unmanaged
Pilihan
Managed atau Unmanaged Switch bergantung pada kompleks tidaknya jaringan
komputer. Semakin banyak jumlah host dan ditambah dengan tingkat prioritas lalu
lintas data yang tinggi maka switch jenis
Managed
adalah pilihan tepat.
Jika
koneksi pada LAN tidak terlalu kompleks, artinya aplikasi ata lalulintas data
tidak terlalu beragam dan tidak membutuhkan prioritas dalam proses transfer
maka cukuplah menggunakan switch jenis Unmanaged.
Pilihan
Managed dan Unmanaged juga tergantung pada dana atau budget, biasanyaswitch
Managed harganya lebih mahal dari switch Unmanaged.
c) Jenis
port
Ada
3 jenis port yang biasanya tersedia pada switch, yaitu:
1)
Ethernet port dengan konektor RJ45 untuk koneksi kabel jenis UTP.
2)
Gigabit port dengan konektor SFP atau Small Form Factor Plugable
untuk
koneksi kabel jenis fiber optic.
3)
Power Over Ethernet atau PoE, selain untuk data transfer kabel
network
juga dipakai untuk mengalirkan daya listrik kepada perangkat
tertentu,
PoE biasanya dipakai untuk mengalirkan daya listrik ke
perangkat
seperti Wifi dan sebagainya.
d) Dimensi
dan daya listrik
Dimensi
atau ukuran switch beragam mulai dari yang kecil dan ringan sampai yang besar
dan berat. Sesuaikan dengan kondisi rak yang akan digunakan untuk meletakkan
switch tersebut. Pastikan ada ruang yang cukup untuk menaruh switch dengan
posisi yang pas dan mudah
dijangkau.
Daya
listrik switch ada yang hanya menggunakan DC berdaya kecil sampai menggunakan
listrik AC yang berdaya listrik besar. Pastikan kebutuhan akan daya listrik
menjadi hal yang harus dipertimbangkan juga.
4. Cara
Menyesuaikan Jumlah port dengan kebutuhan jaringan
Cara
menyesuaikan jumlah port dengan kebutuhan jaringan didasarkan rancangan jaringan
yang akan dibuat, berapa host komputer (client) yang akan digunakan.
5. Cara
Mengkonfigurasi Switch berdasarkan kebutuhan jaringan
Di
bawah ini diberikan contoh cara mengkonfigurasi 4 buah komputer client
dengan
switch seperti gambar di bawah ini :
Langkah-langkah
mengkonfigurasi switch dengan 4 buah komputer client
sebagai
berikut:
a.
Menyiapkan kabel jaringan jenis straight 4 buah.
b.
Menghubungkan ujung konektor RJ45 pada port ethernet di komputer
dan konektor satunya di port switch.
c.
Memastikan lampu indikator di port ethernet berwarna hijau/kuning.
d.
Memastikan lampu indikator di switch juga menyala hijau/kuning.
e.
Melakukan setting IP Address supaya keempat komputer dapat saling
berkomunikasi dan sharing data.
Langkah-langkah
setting IP address adalah sebagai berikut:
1)
Klik Start –Control Panel-Network And Sharing Center-
Change Adapter Setting
2)
Kemudian klik Local Area Connection
3)
Kemudian klik kanan lalu pilih Properties
6)
Pilih Use the following IP address
7)
Isikan IP address : 192.168.0.1
8)
Subnet mask : 255.255.255.0
9)
Klik OK, Setting IP Komputer A selesai.
10)
Lakukan langkah yang sama untuk komputer B,C,D yang beda adalah
dalam mengisi IP address
Untuk komputer B, isi IP address dengan : 192.168.0.2
Untuk komputer C, isi IP address dengan : 192.168.0.3
Untuk komputer D, isi IP address dengan : 192.168.0.4
B. Berikut Cara
Konfigurasi VLAN pada Switch Manageable
1) Pertama
masuk terlebih dahulu ke Laman settingan switch manageable. Masukkan Site, ID,
dan Password.
2)
ni merupakan tampilan awal dari laman
settingan Switch Manageable.
3)
Lalu masuk ke "Administrator"
kemudian ganti IP Address menjadi 192.168.40.1
Subnet
Mask 255.255.255.0
Gateway
192.168.40.254
IP
Configure Static
Lalu
klik Update
4)
Lalu aan ada tampilan berikut jika
update sudah berhasil
5)
Setelah IP switch sudah diganti maka
kita akan keluar dari laman setting yang lama,
6)
Lalu sesuaikan IP PC/Laptop dengan IP
Switch
7)
kemudian log in kembali dengan IP
PC/Laptop yang sesuai dengan IP switch
8)
Kemudian masuk ke "VLAN
Setting", setting sesuai pada gambar
9)
Kemudian atur lagi sesuai dengan gambar
berikut,
10)
sesuai dengan yang ada digambar..
11)
Setelah itu atur lagi sesuai dengan
gambar di bawah.
12)
Lalu, lakukan pengecekan dengan CMD ke
IP IP client lain
Berikut adalah link materi google drive yang dapat di unduh : KLIK
Berikut adalah link you tube video presentasi : KLIK
Komentar
Posting Komentar